Review Album Lawas : Dewa 19 - Terbaik Terbaik

 

Akhirnya setelah sekian lama aku bisa menulis lagi karena kesibukan yang ada dan akun email yang baru saja pulih, dan ini merupakan tulisan pertamaku yang membahas musik Indonesia. Aku suka dengan musik Indonesia, tetapi rasanya sekarang susah mencari musik yang bukan hanya dj remix TikTok yang naudzubillah dan lagu-lagu balada cheesy bahkan musik Judika yang awalnya kusukai lambat laun hanya seperti ditargetkan untuk berada di Sinetron yang jumlah episodenya gila banget. Anyway sedikit basa basi, siapa disini yang tumbuh di era 90'an? Mungkin beberapa ada yang lahir di era ini saat musik-musik Indonesia sangat bagus. Tidak bisa dipungkiri pada era itu musik-musik Tanah Air menyuguhkan tema lagu yang beragam dan menjadi cikal bakal musik-musik era sekarang. Termasuk diskografi ketiga mereka bertajuk "Terbaik Terbaik", menjadikan salah satu album paling berpengaruh di industri musik Indonesia. Apakah judul album ini bisa dibilang paling terbaik dari mereka? Aku memang tidak besar di era 90'an bahkan aku baru ada di dunia ini di akhir era tersebut, tetapi pada era 2000'an yang pada waktu itu masih menduduki sekolah dasar aku cukup sering mendengar projek diskografi dewa 19 (atau dewa?) dan beberapa musik yang ditangani oleh sang maestro Ahmad Dhani dimana vokalisnya adalah Once. Lagu dewa 19 yang pertama aku dengar adalah "Risalah Hati". Lalu saat kelas 4 SD di tahun 2008, tidak sengaja mendengar album "Terbaik Terbaik" di kafe saat menemani Ayahku bekerja. Disitu aku sangat suka mendengar tiap trek dari mereka walaupun tidak sampai selesai seluruh trek. Akhirnya saat menduduki Sekolah Menengah Kejuruan a.k.a SMK pada tahun 2015 aku mendengar album ini di platform YouTube, itupun tidak sengaja juga. Dan setelah itu lanjut mendengar album-album studio milik dewa dari debut sampai "Republik Cinta". Dan ini adalah album dewa yang paling sesuai dengan judulnya yang dibilang TERBAIK.



Sebelum kita bahas album ini, kita kenalan bentar dulu dengan mereka. Siapa sih mereka? Kenapa namanya Dewa 19? Ok, band ini berasal dari Surabaya dan dibentuk pada era 80'an yaitu pada tahun 1986. Nama "Dewa" diambil dari formasi awal mereka, yaitu Akronim dari nama mereka. Dhani bertindak sebagai Keyboardist, Erwin sebagai bassist, Wawan sebagai drummer, dan Andra sebagai guitarist. Pada saat itu musik "Heavy Metal" adalah tren musik di Surabaya, hanya saja Dewa tidak mengikuti tren musik tersebut bahkan warna musik mereka yaitu "pop" tidak terlalu terkenal di kota tersebut. Mereka sempat membawakan gaya musik "Fusion-Jazz" karena Erwin sang bassist (R.I.P mas Erwin) yang memperkenalkan nya. Karena warna musik ini tidak sesuai dengan Wawan, dia pun cabut. Lalu saat itu Dhani dan Ari Lasso sekolah di SMA yang sama dan merekrut Ari Lasso sebagai Vokalis. Pada saat itu Ari sempat tidak disukai karakter suaranya yang tidak mengarah ke warna suara "jazz" dan pada waktu itu mereka belum punya vokalis dan mencari penyanyi jazz. Lalu saat Slank sedang populer dan musik rock pun sedang naik-naiknya, baru disitu Ari mulai dilirik dan wawan direkrut kembali. Nama band mereka akhirnya berubah dengan tambahan "19" yang mengacu pada umur mereka pada saat itu. Ok mungkin perkenalan nya sudah cukup.

Lalu apa yang membuat album ini dinobatkan Terbaik dari mereka? Mari kita tahu sedikit cerita dari personilnya dalam album penggarapan album ini. Saat Ari Lasso berbicara di channel "VIDEO LEGEND" dia sedang dalam pengaruh kecanduan narkoba, dia berbicara "Waktu take lagu "Cukup Siti Nurbaya", aku sudah menyadari, aku cukup sakau. Waktu album kedua belum (sakau), tapi sudah mulai coba-coba". Bahkan Ari dan Dhani sakau bareng sebelum rekaman vokal "Cukup Siti Nurbaya" di kontrakan dan pada waktu itu narkotika juga lagi maraknya (atau sekarang pun masih?). Bukan hanya itu, Ari Lasso saat itu harus bernyanyi dengan nada-nada yang tinggi, dan bagi Ari semua lagu di album ini adalah yang paling sulit. Sedangkan bagi Dhani ini adalah tanda bahwa kemampuan dia menjadi produser,arranger dan komposer mampu menghasilkan karya musik yang ikonik.


Hasil dari mereka sakau bareng di album ini gimana? Album berisikan 11 trek yang direkam dari tahun 1994-1995 ini mempunyai pengaruh musik dengan genre yang berbeda-beda. Kamu bukan hanya mendengar style pop saja tapi ada nuansa folk, Jazz fusion yang pernah mereka bawakan dan tentu saja rock. Mari kita ulas singkat semua tracknya. Hidangan pembuka di album ini yaitu track "Ips" yang merupakan mata pelajaran sekolah yang diambil dari nama istrinya yaitu Ismulia Permata Sari ini menawarkan instrument akustik gitar Andra yang serasa damai, membawa kita hanyut pada setiap petikan gitarnya, membawa kita ke suasana 90'an, dan melupakan era dimana kita hidup sekarang. Disambung dengan mulus pada track yang ikonik dengan elemen rock yaitu "Cukup Siti Nurbaya". Riff gitarnya yang seakan mengajak telinga kita untuk berteman dan permainan bass yang disebut-sebut lincah dan berbahaya. Chorus dibagian backing sound "Oh Oh" mengingatkanku pada lagu milik Bon Jovi "Livin' On A Prayer". Track ini merupakan lagu paling penting di album ini. Lagu ini merupakan sindiran kepada orang tua mantan istrinya,Maia, terutama kepada ibunya yang tidak merestui hubungan mereka karena pada saat itu Maia berasal dari keluarga ningrat sedangkan Dhani hanya lulusan SMA dan musisi masih dinilai tidak bisa menghidupi anak orang. Lirik terbaik dari track ini adalah:

Memang dunia

Buramkan satu logika

Seolah-olah hidup kita ini

Hanya ternilai sebatas rupiah

Dengarkan manusia yang terasah falsafah

Sesaat katanya itu bukan dogma

Kemudian dilanjut track "Satu Hati" dengan gaya melankolis bercerita tentang permintaan maaf Dhani kepada Maia. Track yang berjudul sama dengan albumnya "Terbaik Terbaik" juga membawa pengaruh musik band U2, terdengar pengaruhnya pada suara Dhani dan permainan musiknya. Lagu ini juga seperti membawa pengaruh kepada musik Padi dan beberapa musik Indonesia pada era 2000'an. Track "Hanya Satu" mempunyai pengaruh "World Music" dengan paduan suara dibarengi elemen musik timur Indonesia yang membuat kita tentram. Album ini lambat laun seperti seakan sedang bersedih. Kesedihan ini terasa pada track "Cinta'kan Membawamu Kembali" dengan ketukan piano yang mengalun dan suara Ari yang lirih. Mereka (atau Dhani?) tidak harus berlarut dalam kesedihan. Track "Manusia Biasa" dengan gaya alt-rock dan terpengaruh dengan musik Slank ini secara gamblang mengutarakan bahwa dia hanya manusia biasa yang tidak sederajat dengan Keluarga Maia tetapi rasa cinta Dhani kepada Maia membuatnya tetap pede untuk mempertahankannya. Lanjut lagi pada track "Restoe Boemi" merupakan salah satu lagu dewa favoritku. Musik ini mengusung gaya musik Rock, Blues dan Country ala Amerika atau disebut "Southern Rock" yang malah lebih kerasa musik Indo (mungkin karena judul tracknya dan suara Ari).Komposisi musik di track ini sangat asyik dengan vokal Ari berpadu oleh background vocal yang indah. Orkestra solo dipersilahkan bermain dibarengi gebukan drum dan bass yang apik. Liriknya seolah-olah bahwa kalau hubungan mereka tak direstui ibunya maka mereka yakin akan direstui oleh dunia (seakan kata "bumi" ini merujuk kepada "dunia"). Track "Hitam Putih" menawarkan musik balada fusion-jazz dengan lirik puitis yang dinyanyikan oleh Dhani. Lagi-lagi ini seperti seakan membawa pengaruh musik-musik Padi dan musik dari band 2000'an. Dilanjutkan track "Jalan Kita Masih Panjang" dengan musik rock melayu yang elegan ini dipadukan oleh solo gitar yang keren, track ini bisa dibilang ramah untuk pendengar musik melayu. Lalu hidangan penutup ini ditutup oleh track "Jangan Pernah Mencoba" yang terdengar seperti musik-musik Nicky Astria. Lirik ini menegaskan bahwa Dhani merupakan orang yang tepat dibanding lelaki lainnya yang dapat membuat Maia menangis (walaupun yah ujung-ujungnya yah Dhani juga yang buat). Bisa dibilang Track penutup ini agak kurang pas walaupun tetap saja track ini bagus.


Kesimpulan:



Album "Terbaik Terbaik" memberikan kemampuan masing-masing yang maksimal. Melodi gitar pada Andra yang tertata rapi, Erwin dengan bassnya yang lihai, dan vokal Ari yang mencakup jangkauan yang luas. Album ini benar-benar tidak ada unsur politis seperti yang kita tahu Dhani yang sekarang. Album ini mengajakmu untuk merasakan jatuh cinta, kesedihan, dan rasanya tidak direstui oleh orang yang kamu cintai karena kamu adalah orang biasa yang dinilai tidak pantas bersanding dengan kekasihmu yang lebih berada. Album ini memang merupakan album dengan tema cinta yang sering kita dengar, tetapi bedanya disini Dewa mampu membumbui dengan bumbu yang berkualitas dan elegan kebanding murahan dan musik yang cheesy. Saat mereka sedang sakau seperti sudah tahu kalau album ini akan menjadikan Masterpiece mereka dan salah satu mahakarya musik Indonesia paling penting. Album ini pun seakan yah Dewa bukan seperti ingin terlalu menjadi Queen seperti di era Once atau dimulai pada album "Bintang Lima". Lewat album ini mereka menawarkan kemampuan musik yang lebih bebas terlepas dia tahu bakal bagus atau tidaknya musiknya. Album ini cocok dengan judul yang diberikan. Pantas saja album ini menjadi salah satu 150 album terbaik sepanjang masa pada majalah Rolling Stone. Sayang karena album di era Once lebih laku keras, kualitas musik dewa tidak terlalu dibarengi dengan kuantitas ditambah dibentuknya "Republik Cinta Management" dan Dhani yang masuk ke ranah politik. Dhani yang dulu kita tahu adalah Dhani yang masih baik-baik saja.

Rating : 5/5 (Masterpiece)

Weakest track : Jangan Pernah Mencoba

Good Track : Satu Hati, Hanya Satu, Manusia Biasa, Cinta'kan Membawamu Kembali, Hitam Putih

Best Track : Ips, Terbaik Terbaik, Restoe Boemi, Jalan Kita Masih Panjang

Super Track : Cukup Siti Nurbaya

Details:

Genre: Pop Rock, Alt Rock, Fusion-Jazz

Tanggal Rilis : 1995

Label : Aquarius Musikindo

Produser : Ahmad Dhani






Comments